Jawa Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jawa Barat | |||
---|---|---|---|
— Provinsi — | |||
|
|||
Slogan: "Gemah Ripah Repeh Rapih" (Bahasa Sunda: "Makmur Sentosa Sederhana Rapi") |
|||
Peta lokasi Jawa Barat | |||
Negara | Indonesia | ||
Ibu kota | Bandung | ||
Koordinat | 8º 0' - 5º 40' LS 106º 0' - 109º 0' BT |
||
Pemerintahan | |||
• Gubernur | H. Ahmad Heryawan | ||
• Wakil Gubernur | H. Deddy Mizwar | ||
Luas | |||
• Total | 35.222.18 km2 (13,599.36 mil²) | ||
Populasi (2010)[1] | |||
• Total | 43.053.732 | ||
• Kepadatan | 1,200/km2 (3,200/sq mi) | ||
Demografi | |||
• Suku bangsa | Sunda (73,73%), Jawa (11,04%), Betawi (5,33%), Cirebon (5%), Batak (0,77%), Minangkabau (0,47%), Tionghoa (0,46%)[2] | ||
• Agama | Islam (97%), Protestan (1,81%), Katolik (0,58%), Buddha (0,22%), Hindu (0,05%), Kong Hu Cu (0.03%)[3] | ||
• Bahasa | Bahasa Sunda, Bahasa Cirebonan, Bahasa Cirebon dialek Indramayu, Bahasa Melayu dialek Betawi (Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat (Perda Prov. Jabar) No. 5 Tahun 2003) | ||
Zona waktu | WIB | ||
Kabupaten | 17 | ||
Kota | 9 | ||
Kecamatan | 558 | ||
Desa/kelurahan | 5.778 | ||
Situs web | http://www.jabarprov.go.id |
Sejarah
Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sejak sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[rujukan?]Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.[rujukan?] Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[rujukan?]Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[rujukan?]. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).[rujukan?]
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.
Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa, kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan, menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda, dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.
Jawa Barat terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak tahun 1996 adalah:
- Kota Bekasi, dimekarkan dari Kabupaten Bekasi pada tahun 1996
- Kota Depok, dimekarkan dari Kabupaten Bogor pada tahun 1999
- Kota Cimahi, dimekarkan dari Kabupaten Bandung pada tahun 2001
- Kota Tasikmalaya, dimekarkan dari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2001
- Kota Banjar, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis pada tahun 2002
- Kabupaten Bandung Barat, dimekarkan dari Kabupaten Bandung tahun 2007
- Kabupaten Pangandaran, dimekarkan dari Kabupaten Ciamis tahun 2012
Kabupaten dan Kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
---|---|---|
1 | Kabupaten Bandung | Soreang |
2 | Kabupaten Bandung Barat | Ngamprah |
3 | Kabupaten Bekasi | Cikarang |
4 | Kabupaten Bogor | Cibinong |
5 | Kabupaten Ciamis | Ciamis |
6 | Kabupaten Cianjur | Cianjur |
7 | Kabupaten Cirebon | Sumber |
8 | Kabupaten Garut | Tarogong Kidul |
9 | Kabupaten Indramayu | Indramayu |
10 | Kabupaten Karawang | Karawang |
11 | Kabupaten Kuningan | Kuningan |
12 | Kabupaten Majalengka | Majalengka |
13 | Kabupaten Pangandaran | Parigi |
14 | Kabupaten Purwakarta | Purwakarta |
15 | Kabupaten Subang | Subang |
16 | Kabupaten Sukabumi | Pelabuhanratu |
17 | Kabupaten Sumedang | Sumedang |
18 | Kabupaten Tasikmalaya | Singaparna |
19 | Kota Bandung | - |
20 | Kota Banjar | - |
21 | Kota Bekasi | - |
22 | Kota Bogor | - |
23 | Kota Cimahi | - |
24 | Kota Cirebon | - |
25 | Kota Depok | - |
26 | Kota Sukabumi | - |
27 | Kota Tasikmalaya | - |
Daftar gubernur
No | Foto | Nama | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Keterangan |
1. | Mas Sutardjo Kertohadikusumo | 1945 | 1945 | ||
2. | Datuk Djamin | 1945 | 1946 | ||
3. | Murdjani | 1946 | 1946 | ||
4. | R. Mas Sewaka | 1946 | 1948 | ||
5. | Ukar Bratakusumah | 1948 | 1950 | Masa PDRI | |
6. | R. Mas Sewaka | 1950 | 1951 | ||
7. | Sanusi Hardjadinata | 1951 | 1956 | ||
8. | Ipik Gandamana | 1956 | 1959 | ||
9. | Mashudi | 1960 | 1970 | ||
10. | Solihin G.P. | 1970 | 1974 | ||
11. | Aang Kunaefi | 1975 | 1985 | ||
12. | Yogie Suardi Memet | 1985 | 1993 | ||
13. | R. Nuriana | 1993 | 13 Juni 2003 | ||
14. | Danny Setiawan | 13 Juni 2003 | 13 Juni 2008 | ||
15. | Ahmad Heryawan | 13 Juni 2008 | 13 Juni 2013 | periode pertama | |
13 Juni 2013 | petahana | periode kedua |
Perwakilan
Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD.DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari 10 partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi | % |
---|---|---|
Partai Demokrat | 38 | 34,9 |
Partai Golkar | 16 | 14,7 |
PDI-P | 15 | 13,8 |
PKS | 13 | 11,9 |
PPP | 8 | 7,3 |
Partai Gerindra | 8 | 7,3 |
PAN | 5 | 4,6 |
Partai Hanura | 3 | 2,8 |
PKB | 2 | 1,8 |
PKPB | 1 | 0,9 |
Total | 109 | 100,0 |
Pariwisata, Seni, dan Budaya
Pariwisata
Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:- Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung
- Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung
- Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
- Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Lembang, Kabupaten Bandung Barat
- Kebun Raya Bogor, Kota Bogor
- Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor
- Taman Safari Indonesia,Cisarua,Kabupaten Bogor
- Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor
- Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran
- Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur
- Puncak, Kabupaten Bogor - Kabupaten Cianjur
- Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur
- Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur
- Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Cianjur, Kabupaten Cianjur
- Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur
- Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon
- Keraton Kanoman, Kota Cirebon
- Keraton Kacirebonan,Kota Cirebon
- Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon
- Taman Air Sunyaragi, Kota Cirebon
- Plangon, Kabupaten Cirebon
- Belawa, Kabupaten Cirebon
- Trusmi, Kabupaten Cirebon
- Wanawisata Ciwaringin, Kabupaten Cirebon
- Cikalahang, Kabupaten Cirebon
- Cipanas, Kabupaten Garut
- Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang
- Curug Bandung, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
- Curug Cigeuntis, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
- Curug Cipanundaan, Tegal Waru, Kabupaten Karawang
- Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
- Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang
- Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang
- Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang
- Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu
- Linggarjati, Kabupaten Kuningan
- Candi Jiwa, di Percandian Batujaya, Karawang
- Candi Blandongan di Percandian Batujaya, Karawang
- Waduk Darma, Kabupaten Kuningan
- Curug Putri, Kabupaten Kuningan
- Lembah Cilengkrang, Kabupaten Kuningan
- Liang Panas, Kabupaten Kuningan
- Sidomba, Kabupaten Kuningan
- Curug Landung, Kabupaten Kuningan
- Situ Cicerem, Kabupaten Kuningan
- Paseban, Kabupaten Kuningan
- Cigugur, Kabupaten Kuningan
- Hutan Kota, Kabupaten Kuningan
- Kebun Raya Kuningan, Kabupaten Kuningan
- Paniis, Kabupaten Kuningan
- Palutungan, Kabupaten Kuningan
- Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka
- Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka
- Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka
- Tirta Indah, Kabupaten Majalengka
- Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta
- Ciater, Kabupaten Subang
- Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang
- Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang
- Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang
- Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang
- Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi
- Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi
- Kampung Toga, Kabupaten Sumedang
- Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang
- Situ Gede, Kota Tasikmalaya
- Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya
- Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya
- Situ Bagendit, Kabupaten Garut
- Pantai Santolo, Kabupaten Garut
- Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut
- Curug Cimahi, Kabupaten Bandung Barat
- Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat
- Masjid Dian Al-Mahri, Kota Depok
Kesenian
Makanan
- Batagor
- Cireng
- Comro
- Misro
- Tape singkong (Peuyeum)
- Oncom
- Ubi Cilembu
- Mochi
- Dodol Garut
- Empal Gentong
- Sega Jamblang
- Kecap Majalengka
- Kalua Jeruk
- Opak
- Tahu Sumedang
- Gula Cakar
- Wajit
- Rengginang
- Combro
- Gehu
- Cimol
- Bala-Bala
- Gulali
- Sele Pisang
- Asinan Bogor
- Tutug Oncom atau biasa disingkat T.O.
- Manisan Cianjur
- Cireng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar